Resume SAP 10

Giddens, Anthony. (1986). The Constitution of Society: Outline of the Theory of Structuration. Polity Press

Blumer, Herbert. (1962). Society as Symbolic Interaction.

 

Teori strukturasi Anthony Giddens berupaya menggabungkan agen(si) dan struktur yang sebelumnya dianggap sebagai oposisi biner. Gidden melihat isu agensi-struktur dengan cara historis, procedural dan dinamis. Karena itu menurut ststrukturasi Giddens, dasar dari masyarakat bukan pengalaman aktor individu atau agensi), juga bukan keberadaan struktur, tetapi praktik praktik sosial yang tersebut. Giddens mendefinisikan struktur sebagai kumpulan aturan dan sumber yang diorganisasikan secara berulang-ulang. Sedangkan system dipahami sebagai praktik sosial yang dilakukan secara berulang ulang.

Menurut Herbert Blumer (1962), pandangan masyarakat manusia sebagai interaksi simbolik lebih banyak diikuti ketimbang dirumuskan. Pendukung pandangan ini adalah sarjana terkemuka baik di dalam sosiologi maupun diluar sosiologi. Beberapa sarjana sosiologi terkemuka antara lain Charles Horton Cooley, W.I. Thomas, Robert E. Park, E.W. Burgess, Florian Znaniecki, Ellsworth Faris, dan James Mickel Williams. Sedangkan mereka yang berada di luar disiplin sosiologi adalah William James, John Dewey, dan George Herbert Mead. Tulisan Blumer berupaya menyajikan premis dasar dari interaksionisme simbolis  mengembangkan konsekuensi metodologisnya untuk studi kehidupan kelompok manusia (h.91).

Istilah “interaksi simbolik” merujuk keunikan dan karakter khas interaksi antar manusia. Keunikannya terdiri dari fakta bahwa manusia bertindak dengan cara menafsirkan tindakan satu sama lain. Alih alih memfokuskan diri pada karakteristik individu dan ciri ciri kepribadiannya, atau bagamana struktur sosial membentukatau menyebabkan perilaku individu tertentu, interaksionisme simbolik mempelajari sifat interaksi yang merupakan kegiatan sosial dinamis manusia. Interaksionisme simbolik menganggap interaksi sebagai variable penting dalam menentukan perilaku atau tindakan manusia, bukan struktur masyarakat.  Struktur itu sendiri tercipta dan berubah karena interaksi manusia, yaitu ketika individu-individu berpikir dan bertindak secara stabil terhadap seperangkat objek yang sama. Menurut interaksionisme simbolik kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia dengan menggunakan symbol-simbol. Mereka tertarik pada cara manusia menggunakan symbol symbol yang merepresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya, dan juga pengaruh yang ditimbulkan penafsiran atas symbol-simbol ini terhadap perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi sosial. Interaksionisme simbolik berpandangan bahwa perilaku manusia pada dasarnya adalah produk dari interpretasi mereka atas dunia sekeliling mereka, jadi tidak dipelajari seperti di behavioristic atau ditentukan seperti dalam strukturalisme. Interaksionisme simbolik didasarkan pada premis, pertama, individu merespon suatu situasi simbolik. Respon ini bergantung pada bagaimana mereka mendefinisikan situasi yang dihadapi dalam interaksi sosial. Kedua, makna adalah produk interaksi sosial, karena itu makna tidak melekat pada objek tetapi dinegosiasikan melalui penggunaan bahasa. Ketiga, makna yang diinterpretasikan individu dapat berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan perubahan situasi yang ditemukan dalam interaksi sosial (Mulyana, 2013, h 71-72).

Pertanyaan penelitian: Bagaimana para politisi memaknai misinformasi melalui robot politik di media sosial dalam pilkada?

Leave a comment

Filed under Uncategorized

Leave a comment